Sabtu, 17 Desember 2011

Menjelang Hari Ibu


Ketika Ibu2 lain mengirim gadis & bujang mrk ke Jkt/Jepang
Ibuku mengirim kami ke kampus2 utk menuntut ilmu sesuai pilihan kami.

Disaat Ibu2 lain risau memikirkan tagihan sekolah
Ibuku dg yakin berkata "insya Allah ada rizkinya" dan terbukti tak ada satupun dari sebelas anaknya keluar dari sekolah tanoa ijazah di tangan mereka.

Di tengah kekhawatiran Ibu2 lain melihat anak gadisnya ngaji, berjilbab dan berkerudung tanpa pacaran, yang takut susah dapat kerja bagus dan jodoh.
Ibuku malah bangga dan berkata "jangan khawatir, rizki sudah ada yang ngatur, yang penting kamu jadi orang bener"

Itulah Ema Sari, Ibuku..
Beliau tidak pernah merasakan manis pahitnya pendidikan. tapi cara pandangnya mampu mengalahkan sarjana.
Seseorang yg tak pernah mengeluh dengan keterbatasaanya
Seseorang yg sll sabar dan tawakal menghadapi setiap masalah yg menimpanya
Seseorang yg sll optimis akan datangnya pertolongan Allah dalam hidupnya
Sosok nyata teladan wanita dalam hidupku

Ya Allah, sampaikanlah salam rinduku padanya
Katakan padanya bahwa aku bangga & bahagia menjadi putrinya
Terima kasih Ya Allah, telah menjadikannya sebagai Malaikat Penjagaku

Kamis, 06 Oktober 2011

Ema, the beautiful girl and everlasting love


Ema, the beautiful girl and everlasting love
By Vidya Putria Rawwas
Pepatah mengatakan “sesuatu akan menjadi berharga ketika sudah merasa kehilangan”. Pepatah ini tidaklah tepat jika disandarkan kepada Ema. Seumur hidup sejak bersama, berpisah jauh, sampai berpisah di dunia berbeda pun, Ema tetaplah berharga. 
Dalam benakku Ema adalah sesosok wanita tegar, sabar, tulus, ikhlas, dan selalu optimis akan pertolongan Allah. Beliau selalu tiada berhenti menasehati anaknya dengan suaranya khas tidak berhenti sebelum perintahnya dilakukan. Bahkan ketika Aku pulang, dengan sengaja melakukan hal yg tidak beliau disukai dengan tujuan untuk mendengar suaranya. Setiap kali kami bercanda dengan suara keras, beliau bilang “heh, eling umah pinggir dalan”. “sholat aja diende-ende” begitu ucapnya setiap kali kami nonton tivi sampe malam sebelum sholat isya.
Aku dan adekku pernah sekali kepala kami diadu, karena ketahuan lalai sholat dhuhur karena keasikan maen selepas pulang sekolah. Pernah suatu kali aku bercerita  kalo tadi ga bayar ongkos bis karena tidak ditarik, Ema bilang “Jangan diulangi lagi, nanti ilmunya ga bermanfaat. Walau ga ditagih tetap harus dibayar”. Selama aku menempuh pendidikan dasar, menengah dan atas, Beliau memberiku uang saku yang hanya cukup untuk ongkos dan beberapa rupiah uang sisa yang kukumpulkan untuk member kebutuhan lain seperti pembalut, bedak, lks, dan buku. Ema bukanlah ibu yang pelit, tetapi beliau mengajarkan kepada kami untuk hidup prihatin. Jika kurang, barulah Ema menambahi. Mungkin diantara anak ema yang lain, akulah yang paling beruntung karena pernah merasakan jalan-jalan menghabiskan waktu hanya berdua, yaitu ketika jalan-jalan di Bumiayu dan Ema membelikanku sepatu yang harganya seingatku Rp 70.000.
Dalam usia 17 tahun Ema Sari dinikahi oleh Bapa Rawas. Beliau melahirkan 12 anak, 7 anak laki-laki dan 5 anak perempuan. Dengan penghasilan yang ga menentu dari hasil jualan buahnya, Ema harus menghidupi anak-anaknya tanpa pernah mengeluh sedikitpun akan keputusan Allah yang telah mengamanahinya anak yang banyak. sebagian besar waktu Ema habiskan untuk mencari nafkah, ini dikarenakan Bapa pernah 1 tahun tidak boleh bekerja karena menderita sakit TBC. Walau kami tidak dididik secara langsung, Allah senantiasa menjaga kami dari segala pengaruh buruk dan marabahaya. Di tengah kesibukannya mencari nafkah, Ema harus menghadapi ghibahan tetangga. Semoga dosa-dosa Ema dikurangi dengan ujian sebagai bahan ghibahan.
Idul fitri, 1 Syawal 1432 H atau bertepatan dengan senin 29 agustus 2011 merupakan kenangan terakhir kami bersama beliau jalan bersama menuju lapangan untuk sholat Ied dan besoknya silaturahmi ke tetangga dan ke Pak De Wuri, Pak De Kursin dan Bu De Mur. Setelah silaturahmi, Kaki Ema mulai terasa sakit, bahkan saat itu beliau sholat dengan duduk meluruskan kaki. Esok harinya setelah semua anaknya kumpul, Ema diajak periksa di RS Soesilo Slawi. Kadar gula Ema dan tekanan darah tinggi. Saat itu Ema tidak dirawat dan hanya diberi obat.
4 september 2011, ema kembali  ngedrop lebih parah dari biasanya. Ema dibawa ke RS Aminah Bumiayu, kondisi jalan yang padat karena arus mudik, membuat kondisi Ema mengkhawatirkan sehingga dirujuk ke RS Margono Purwokerto. Setelah di periksa kadar gula Ema hanya 30. Sejak itu Ema dirawat, dan didiagnosa terkena osteoarthritis. 8 september 2011 Ema pulang ke rumah, dan beliau harus dirawat di rumah untuk menyembuhkan kakinya. Sejak saat itu, semua aktivitas beliau dilakukan di atas tempat tidur.   
Untuk mengurangi radang sendinya, Ema mengonsumsi rebusan daun sirsak setiap pagi dan menjelang tidur. Selain itu Ema pun harus diit gula dan garam. Aku bersyukur masih bisa berbakti lagi padanya setelah setahun tidak mendampinginya. Dulu ketika masih kuliah di UNSOED, hamper sebulan sekali pulang untuk menjenguknya. Karena jarak yang jauh, setahunn terakhir aku hanya bisa berkomunikasi melalui telepon.
Kamis, 22 september 2011 menjelang shubuh Ema ga sadar. Setelah diperiksa kadar gulanya 273 ml/hg. Selama ini, ketika kadar gula Ema tinggi Bapa menurunkannya dengan ramuan herbal. Langsung saja kubuatkan rebusan daun sirsak, kuminumkan melalui sendok. Sekitar 12:30 kuminumkan rebusan ketan hitam, Alhamdulillah kadar gula Ema turun. Karena kekurangarutan dalam menghitung, kadar gula EMa menjadi 54. Dengan buru-buru kuminumkan 1 sendok sari kurma yang dilarutkan ke segelas air. Kuukur lagi kadar gula Ema menjadi 279. Setelah beberapa menit  langsung melonjak menjadi 377. Langsung kuminumkan rebusan ketan hitam sampai habis. Habis ashar kuukur gula Ema menjadi 303. Alhamdulillah ada penurunan, meski kondisi Ema tidak berubah.
Kondisi Ema terus berlangsung, sehingga akhirnya bapa memanggil orang untuk memeriksa Ema. Datanglah Mas Untung, perawat. Setelah diperiksa, tekanan darah Ema 80. Dan menurutnya Ema mengalami syok hiperglukomia. Akhinya dengan kendaraan milik Mas Edi yang kami sewa seharga Rp 200.000 Ema dilarikan ke RSI Harapan ANda Tegal.
Ema dirawat di ruang ICU dengan diagnose DM (kadar gula 563) dan penurunan kesadaran. Jum’at, aku dipanggil dokter penyakit dalam untuk menjelaskan kondisi Ema. Pak dokter menyarankan ketika seseorang didiagnosa menderita DM, maka ia harus mengkonsumsi obat seumur hidupnya. Jika tidak maka organ tubuh yang lain bisa rusak. Ada dua kemungkinan Ema bisa sadar kembali. Jika kadar uerium creatinum Ema tinggi, maka cuci darah dua kali bisa menyadarkan Ema. Atau jika ternyata kadarnya rendah, berarti diabetes Ema menyerang syaraf.
Kondisi terakhir, pembuluh darh Ema pecah dan Ema diprediksi stroke. Kami hanya bisa berusaha maksimal dengan pengobatan agar Ema bisa keluar dari ruang ICU meskipun membutuhkan waktu lama. Tapi berdasar pengalaman Bapa, usia Ema tidak akan lama lagi. Kondisi ini dilihat dari lidah EMa yang  melengkung ke atas, detak jantung yang melemah. Tentu saja kami tidak percaya mengingat senin sore kondisi ema membaik. Akhirnya aku, wa’I dan mas hasan memutuskan pulang. Karena ketidakpercayaan kami, ALLoh banyak member isyarat. Mobil yang biasanya tidak bermsalah mendadak mati, pohon mangga di belakang rumah tanpa angin mendadak patah, lampu belakang mendadak saklarnya susah dipencet.
Berdasar laporan mbaku, senin malam kondisi Ema memburuk bahkan pukul 01.00 dinyatakan kritis. 2:30 mba Muz menelpon agar mas hasan (anak ke3) jangan pulang dulu dan langsung ke rumah sakit. Kami akan menuju rs setelah kedatangan mas mif (anak ke2) yang baru datang jam 5 lebih. Jam 03:00 aku terbangun dengan mimpi Ema berdiri dan bilang ingin bicara dengan mas nur (anak sulung) dan dalam mimpi kukatakan padanya akan menelpon mas nur.
Dengan harap cemas kami di rumah menunggu kabar Ema. Kubersihkan rumah dan kucuci baju yang kubawa pulang dari RS. Selasa, 27 September 2011 tepat Jam 9 pagi terjadi pemadaman total walau tidak lama. Jam 9:30 mas hasan mengabarkan bahwa Ema, our beautiful girl dijemput malaikat untuk menghadap pemilik sejati manusia Alloh maha pencipta. Jam 11;30 Ema pulang dengan mobil jenazah. Ema dimandikan, Ema disholati, Ema dibawa ke pemakaman, Ema dikibur di peristirahatannya terakhir pada hari yang sama.
Selamat jalan Ema, malaikat penjaga yang Allah anugerahkan kepada kami. Wanita tertegar dan tersabar yang kucinta. Kepergianmu yang indah meyakinkanku akan tempat peristirahatanmu yg indah juga. Walau hanya 26 tahun kurang engkau mendampingi, mendidik dan menjagaku. Engkau kan selalu menjadi teladan nyata untuk menjadi wanita sholehah. Semoga Allah merahmatimu, mengampuni segala kesalahanmu, menerima amal ibadahmu dan menempatkanmu di tempat yang terindah. Amiin.

Selasa, 07 Juni 2011

Cinta, antara Fitrah dan Menjaga



Ketika cinta berlabuh di hatimu yang kosong
Apa yang hendak kau lakukan?

Cinta bukan sesuatu yang salah
Cinta adalah fitrah yang suci
Cinta diberikan Allah kepada manusia
Agar mereka tidak punah

Cinta yang suci ini
Jangan kau nodai
Dengan kebebasan tanpa aturan

Ketika cinta berlabuh
Dan kau tak sanggup untuk memenuhinya
Maka
Alihkan segera dengan dzikir dan istighfar
Karena hanya dengan itu
Cintamu akan tetap suci dan terjaga

Ingatlah
 Hanya Allah saja yang seharusnya
Bersemayam dalam benak dan pikiranmu
Karena itu adalah hak Allah
Yang harus kau tunaikan sebagai hambaNya

Hakekat Perbuatan Manusia


                Ketika pemahaman Islam semakin luntur dari benak kaum muslimin, dampaknya banyak sekali pelanggaran-pelanggaran hukum Islam. Bahkan untuk menentukan hakekat perbuatan saja masih banyak kaum muslimin yang tidak mengetahuinya. Hal ini mutlak harus diketahui karena inilah yang akan menjadi penerapan hukum islam terkait perbuatan.
                Pada dasarnya manusia hidup di dua wilayah. Wilayah yang pertama yaitu wilayah yang menguasainya. Dalam wilayah ini, manusia tunduk kepada hukum alam, ia tidak bisa memilih. Wilayah-wilayah ini tidak akan dimintai pertanggung jawaban manusia atasnya. Wilayah ini berupa jatah umur, bentuk tubuh (sempurna atau cacat), nasab keturunan, jodoh, kemampuannya untuk tidak bisa hidup di air tanpa oksigen, maupun terbang tanpa alat bantu dan lain sebagainya.
                Adapun wilayah yang kedua yaitu wilayah yang dikuasai manusia. Di wilayah inilah manusia diberi kebebasan untuk memilih aturan mana yang akan digunakannya dalam memenuhi kebutuhan hidup (makan, minum) maupun memuaskan nalurinya (berkuasa, beragama, melestarikan jenis). Karena diberi kebebasan inilah, maka manusia akan dimintai pertanggungjawaban atas semua pilihannya. Di wilayah inilah sebagian besar manusia terlibat didalamnya.
                Perbuatan yang dipilih oleh manusia pastilah mempunyai predikat baik dan buruk. Secara manusiawi, setiap orang akan mengatakan semua perbuatan yang disukai dan mendatangkan manfaat adalah perbuatan baik. Sedangkan perbuatan yang tidak disukai dan mendatangkan bahaya akan diberi label buruk.  Penilaian ini tidak berasal dari sisi perbuatan itu sendiri tetapi berasal dari unsur luar. Hal ini dikarenakan perbuatan itu bebas nilai. Misalnya membunuh adalah bebas nilai walaupun setiap manusia tidak menyukainya.
                Suatu perbuatan dikatakan baik dan buruk haruslah memiliki standar baku dan tetap. Standar ini tidak bisa ditentukan oleh manusia. Manusia memiliki sifat lemah, cacat, terpengaruhi lingkungan dalam menentukan keputusan, saling membutuhkan. Sifat-sifat  yang dimiliki manusia yang tidak memungkinkannya menentukan predikat baik dan buruk suatu perbuatan. Standar ini haruslah berasal dari Pencipta yang menciptakan manusia. Secara akal, pastilah Pencipta lebih tahu mana yang terbaik bagi ciptaanNya.
                Islam yang merupakan agama dan ideology yang diridhai Allah Pencipta manusia, ia memiliki standar suatu perbuatan dikatakan baik dan buruk. Baik jika sesuai dengan aturan Allah dan dilakukan untuk mendapat ridhaNya. Adapun suatu perbuatan diberi label buruk jika perbuatan itu melanggar perintah Allah. Kembali lagi ke perbuatan membunuh. Jika seorang muslim membunuh musuhnya yang kafir di medan jihad, ia akan mendapat pahala dan membunuh disini Wajib dilakukan. Tetapi jika dalam situasi lain, membunuh menjadi Haram hukumnya jika seorang muslim membunuh sesama muslim, warga Negara Khilafah  yang nonmuslim (kafir dzimmi), membunuh orang kafir yang meminta perlindungan ke Khilafah maupun membunuh orang kafir yang telibat perjanjian dengan Khilafah, semua kegiatan membunuh ini adalah buruk dan jika dilakukan akan mendapat sanksi.
                Agar kita mengetahui mana perbuatan yang terdapat hukum syara didalamnya tidak ada cara lain selain dari meluangkan waktu kita untuk memahami islam baik melalui kajian islam maupun melalui media lain. Itulah mengapa menuntut ilmu agama hukumnya fardhu ‘ain bagi setiap muslim. Siapkah kita?
By Vidya Putria Rawwas

Berbaktilah pada Ibumu


Suatu ketika seorang bayi siap untuk dilahirkan ke  dunia. Menjelang diturunkan dia bertanya kepada Tuhan,
"Para malaikat  di sini mengatakan  bahwa besok Engkau  akan mengirimku ke dunia, tetapi  bagaimana cara saya  hidup di sana, saya begitu kecil dan lemah," kata si  bayi.
Tuhan menjawab, "Aku telah memilih satu malaikat  untukmu, ia akan menjaga dan mengasihimu."
"Tapi di surga, apa yang saya lakukan hanyalah bernyanyi dan tertawa, ini cukup bagi saya untuk bahagia." demikian kata si bayi.
Tuhan pun menjawab, "Malaikatmu akan bernyanyi dan tersenyum untukmu setiap hari, dan kamu akan merasakan kehangatan cintanya dan jadi lebih berbahagia.
Si bayipun bertanya kembali, "Dan apa yang dapat saya lakukan saat saya ingin berbicara kepada-Mu?"
Sekali lagi Tuhan menjawab, "Malaikatmu akan mengajarkan bagaimana cara kamu berdoa."
Si bayipun masih belum puas, ia pun bertanya lagi, "Saya mendengar bahwa di bumi banyak orang jahat, siapa yang akan  melindungi saya?“
Dengan penuh kesabaran Tuhanpun menjawab, "Malaikatmu akan melindungimu, dengan taruhan jiwanya sekalipun."
Si bayipun tetap belum puas dan melanjutkan pertanyaannya, "Tapi saya akan bersedih karena tidak melihat Engkau lagi."
Dan Tuhanpun menjawab, "Malaikatmu akan menceritakan kepadamu tentang Aku, dan akan mengajarkan bagaimana agar kamu bisa kembali kepada-Ku, walaupun sesungguhnya Aku selalu berada di sisimu."
Saat itu surga begitu tenangnya, sehingga suara dari bumi dapat terdengar dan sang anak dengan suara lirih bertanya, "Tuhan, jika saya harus pergi sekarang, bisakah engkau memberitahu siapa nama malaikat di rumahku nanti?"
Tuhanpun menjawab, "Kamu dapat memanggil malaikatmu... IBU ..."
Kenanglah Ibu yang menyayangimu
Untuk ibu yang selalu meneteskan air mata ketika aku pergi .....
Ingatkah engkau, ketika ibumu rela tidur tanpa selimut demi melihatmu, tidur nyenyak dengan dua selimut membalut tubuhmu ..?
Ingatkah engkau ketika jemari ibu mengusap lembut kepalamu ? ..dan ingatkah engkauketika air mata menetes dari mata ibumu ketika ia melihatmu terbaring sakit?
Sesekali jenguklah ibumu yang selalu menantikan kepulanganmu di rumah tempat kau dilahirkan , Kembalilah memohon maaf pada ibumu yang selalu rindu akan senyumanmu. Simpanlah sejenak kesibukan-kesibukan duniawi yang selalu membuatmu lupa untuk pulang. Segeralah jenguk ibumu yang berdiri menantimu di depan pintu bahkan sampai malampun kian larut. Jangan biarkan engkau kehilangan saat-saat yang akan kau rindukan di masa datang. ketika ibu telah tiada ……………
Tak ada lagi yang berdiri di depan pintu menyambut kita
Tak ada lagi senyuman indah ... tanda bahagia.
Yang ada hanyalah kamar yang kosong tiada penghuninya,
Yang ada hanyalah baju yang digantung di lemari kamarnya.
Tak ada lagi yang menyiapkan sarapan pagi untukmu makan, tak ada lagi yang rela merawatmu sampai larut malam ketika engkau sakit...
Tak ada lagi dan tak akan ada lagi yang meneteskan air mata mendo'akanmu disetiap hembusan nafasnya.
Kembalilah segera ….. peluklah ibu yang selalu menyayangimu ..
Ciumlah kaki ibu yang selalu merindukanmu dan berikanlah yang terbaik diakhir hayatnya.
Kawan berdo'alah untuk kesehatannya dan rasakanlah pelukan cinta dan kasih sayangnya jangan biarkan engkau menyesal di masa datang kembalilah pada ibu yang selalu menyayangimu ..
Kenanglah semua - cinta dan kasih sayangnya ...
Ibu .. maafkan aku .
Sampai kapanpun jasamu tak akan terbalas

Ini adalah kisah inspiratif yang kubaca kemaren malam, seketika betapa malunya saya membacanya. Sudah berapa kali kita meneloponnya dalam sepekan, sebulan, atau setahun sekali? Walau setiap hari senantiasa mendo’akan dan  kuyakin Ema Bapak disana juga selalu mendo’akan anak-anaknya tanpa diminta sekalipun. Tapi tetap saja, mendengar suara Ema, menguatkan. Ternyata Ema juga merindukan anak-anaknya.
Kesibukan sering kali melalaikan kita untuk membina silaturahmi, jangankan dengan kawan lama dengan orang tua atau saudara kandung pun jarang. Berbahagialah bagi yang masih bisa. Apalagi masih hidup seatap dengan mereka sehingga kita memiliki banyak  kesempatan untuk berbakti.
Kita pasti mengingat saat remaja dulu, ketika hampir setiap hari Kita bertemu dengan Ema Bapa di rumah. Sering kali Kita merasa terganggu ketika mereka membutuhkan kita. Bahkan tidak sedikit yang berani menolak menolongnya, entah itu membelikan bumbu di warung atau mengasuh adik kita.  Ketika dewasa pun, bukannya kita sadar, malah semakin berani membantah dengan alasan ilmiah yang sengaja kita bikin, maklum mereka tidak sempat mengenyam pendidikan seperti kita, jadi dengan teganya kita membodohi mereka demi terlepas dari kewajiban berbakti kepadanya. Astaghfirullah.
Biasanya Kita baru sadar ketika mereka merasakan betapa beratnya menajadi Ibu, sehingga layak untuk berbakti, ketika melahirkan atau melihat wanita tercinta melahirkan anaknya. Begitu terlambatkah kita untuk berbakti sampai harus menunggu momen yang mengiingatkan kita pada Ibu dan Ayah?
Adakalanya ada sebab ada akibat, hubungan yang tidak harmonis sejak kecil dengan orang tua acap kali menjadi penyebab banyak anak melupakan mereka setelah merasa mandiri. Hal ini dikarenakan mereka memiliki orang tua yang saking sayangnya kepada anak, mereka mencari nafkah untuk mencukupi kebutuhan materi anak-anaknya tanpa memperhatikan kebutuhan kasih sayang, yang juga sama pentingnya. Apalagi kebutuhan menjadikan orang tua mereka panutan dalam mempersiapkan mereka mengenal Tuhannya.
Sejelek apapun orang tua kita, seharusnya menjadi pelajaran agar kita tidak seperti mereka, selain itu lewat merekalah Alloh memberi kesempatan pada Kita untuk berjuang menjadi hamba yang sholeh. Walau acapkali kita memperolehnya lewat orang lain, tapi bersyukurlah. Tentu alangkah indahnya jika kita mengenal aturan Tuhan kita melalui mereka. Semua anak pasti memiliki masalahnya masing-masing. Yang jadi renungan kita adalah sudah berapa amal yang kita lakukan menyenangkan Ibu dan Ayah? Atau jangan-jangan mereka merasa sedih memiliki anak seperti kita?
 By Vidya Putria Rawwas

Arti Hidup di Dunia


          Pernahkah kita merenung, untuk apa kita hadir di bumi ini? Pernahkah kita merasa diri kita tidak berguna dan menyesal telah hidup di dunia? Mungkin tidak semua dari kita memikirkannya, entah karena sibuk dengan urusan atau pernah mencoba tapi tidak tau jawabannya jadi tidak mau lagi mencobanya. Apapun alasannya, beruntunglah kita pernah memikirkannya. Karena dengan memikirkannya itu berarti kita ingin tahu jawabannya dan tentu sebagai makhluk yang memiliki rasa ingin tahu yang besar, maka kita pun akan mencari jawabannya.
          Kita dilahirkan oleh sepasang suami istri yang menjadi ayah dan ibu kita, mereka juga dilahirkan dari orang tua mereka sama seperti kita. Setelah ilmu biologi kita pelajari, maka tahulah kalau manusia berasal dari sel telur yang dibuahi oleh sel sperma. Apakah ini sudah cukup? Lalu apakah setiap sel telur dan sperma yang bertemu lantas langsung menjadi zygot (cikal bakal manusia ), ternyata harus ada kondisi tertentu yang menentukan seperti kadar keasaman dll. Lalu siapakah yang menentukan kadar ini?
          Berlanjut ke tahapan berikutnya, kita memperhatikan alam sekitar kita, bagaimana gunung bisa tegak, awan yang putih bersih lalu berubah mendung dan turun hujan, bagaimana bumi bisa berputar sehingga terjadi perubahan siang ke malam ataupun perubahan musim? Tentu ada ”sesuatu” yang lebih dari kita yang mengendalikan semua itu bukan?
          ”sesuatu” itu lalu disucikan dan disembah, entah itu dengan cara yang berbeda, tapi sejatinya semua manusia pasti akan mengsucikan sesuatu yang lalu disembahnya.
          Lalu ”sesuatu” itu apakah berwujud matahari, batu, manusia, atau di luar itu? ”sesuatu” ini biasa kita sebut sebagai Tuhan. Tuhan haruslah abadi, tidak bergantung pada yang lain, tidak terbatas, dan apapun itu yang lebih dari yang lain.
          Ada tiga kemungkinan tentang Tuhan, pertama diciptakan, menciptakan dirinya sendiri, dan wajib adanya. Diciptakan, itu berarti Tuhan memiliki sifat makhluk ciptaanNya. Seperti terbatas, tidak abadi, lemah, saling menggantungkan. Berarti kemungkinan pertama salah. Kemungkinan kedua, ada dua sifat yaitu sebagai Tuhan dan sebagai makhluk (yang diciptakan oleh dirinya sendiri), berarti Ia memiliki sifat makhluk dong, ini juga salah. Kemungkinan ketiga yaitu wajib adanya, dan bisa dibuktikan dari hasil ciptaanNya.
          Hanya Allah SWT yang memenuhi poin ketiga. Jadi kita sudah menemukan Alloh adalah Pencipta kita dan alam semesta. Lalu, berarti kita hidup di dunia untuk apa? Tentu kita harus patuh dan mengikuti aturan dari Pencipta kita bukan?. Dari mana kita mengetahui apa yang diinginkan oleh Allah? Tentu lewat wahyu yang Ia turunkan kepada RasulNya, yaitu Muhammad SAW. Aturan-aturan ini, bukan untuk mengekang manusia,` justru karena kasih sayang dari Allah semata, kita diberi arahan agar kita menjalani hidup sesuai dengan fitrah manusia yang pasti membuat kita bahagia.
          Allah Yang Maha Kasih, telah membekali manusia dengan potensi kehidupan dan akal. Potensi kehidupan ini berupa kebutuhan jasmani (makan, minum, bernafas, istirahat, hajat) dan naluri( eksistensi diri, melestarikan jenis, beragama), yang masing-masing menuntut untuk dipenuhi. Terlepas dari harus dipenuhi karena menyangkut hidup dan mati atau bisa ditangguhkan karena menyangkut keresahan.
Kita hidup di dunia inipun dalam rangka memenuhi potensi tersebut. Agar pemenuhannya menghasilkan kebahagiaan, tentu harus mengikuti aturan Sang Pencipta Manusia, dimana hanya Ia satu-satunya yang mengerti manusia dan memahaminya melebihi manusia itu sendiri.
Untuk memenuhi potensi manusia inilah, Allah Yang Maha Mengatur membuat peraturan-peraturan hidup yang tercantum dalam Syariah Islam. Syariah Islam sendiri terbagi dalam tiga kajian yang satu sama lain harus dilaksanakan secara sempurna. Yang pertama adalah kajian tentang hubungan manusia dengan Allah yang meliputi aspek ibadah secara langsung seperti sholat, puasa, haji, dakwah, dan jihad. Yang kedua kajian tentang hubungan manusia dengan dirinya sendiri yang meliputi makanan, minuman, pakaian, dan akhlak. Adapun kajian ketiga tentang hubungan manusia dengan sesamanya yang meliputi politik, ekonomi, budaya, pendidikan, kesehatan dsb yang berkaitan dengan kekuasaan dan wewenang.
Begitu luasnya cakupan pembahasan dalam Islam, inilah yang membedakannya dengan agama maupun idiologi yang lain. Karena Agama dan Idiologi dalam Islam ibarat dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Berkaitan dengan idiologi, Islam menghasilkan aturan yang mengatur urusan dalam memecahkan permasalahan manusia dalam memenuhi naluri dan kebutuhan hidupnya. Sebagai agama, Islam memberi aturan tentang cara mengenal dan beribadah secara benar kepada Rabb Pencipta Alam.
Begitu sempurnanya Islam, sekaligus berasal dari Penciptannya manusia, masihkan manusia percaya dengan aturan bikinan sesama manusia? Tentu sebagai Muslim, kita hanya mau mengambil dan menerapkan aturan yang sudah ditentukan oleh Allah SWT, karena itulah sumber kebahagiaan dan jalan keselamatan di dunia dan di akhirat. Sekaligus sebagai bukti keimanan kita padaNya, dan konsekuensi sebagai hambaNya.

By, Vidya Putria Rawwas

Boikot Pemikiran Kufur


Hampir serentak umat Islam mengadakan aksi demo ketika melihat Islam disakiti, seperti Film Fitna, Pelecehan Rasulullah, atau penyerangan Palestina oleh Yahudi Laknatullah. Seruan boikot produk Yahudi, AS pun acap kali mengikuti aksi tersebut. Benarkah boikot produk AS maupun Yahudi akan menyelesaikan masalah?.
Hampir sebagian besar Umat terbaik ini, tidak bisa memahami mana yang BOLEH diambil  dari non islam dan mana yang TIDAK BOLEH diambil. Kurangnya pemahaman ini sangat berbahaya, karena justru mereka akan salah mengambil, yang harusnya dibuang malah diambil, atau sebaliknya yang boleh diambil malah ga diambil.
Produk dari Barat ada yang boleh diambil, dan ada yang HARAM diambil. Produk yang BOLEH diambil adalah apa-apa yang dihasilkan dari kecanggihan ilmu pengetahuan dan teknologi/industri yang bersifat universal dan bisa dimanfaatkan oleh siapa saja. Seperti produk makanan minuman (sudah pasti kehalalannya), produk teknologi seperti mobil, handphone, komputer, pesawat, dsb. Maupun semua peralatan yang memudahkan hidup kita. Tapi hati-hati dengan produk barang yang bersifat khusus seperti patung, salib, replika rumah ibadah, kupluk pendeta yahudi, kerudung gaya biarawati, ataupun kain kotak-kotak hitam putih gaya Bali. Jika benda tersebut  mengindikasikan milik umat tertentu maka jangan dipake.
Adapun produk yang jelas HARAM diambil adalah produk yang berasal dari hasil pemikiran mereka seperti paham hidup yang dilihat dari isme-isme lain. Semua yang menyangkut pedoman hidup orang kafir harus DITINGGALKAN. Karena Kita sudah punya pedoman hidup yang khas dan unik yaitu Islam yang berasal dari  Allah Pencipta  dan Pengatur manusia dan alam semesta.
Jadi sangat aneh bila para pendemo tersebut menolak memakai komputer, facebook, maupun handphone bikinan AS namun mengambil gaya hidup AS seperti kebebasan, demokrasi, dan yang lain. Yang justru dengan mengambilnya malah membuat umat islam kehilangan kekuataan dan pertolongan Allah. Oleh karena itu jangan heran bila peristiwa yang menyakiti Islam akan senantiasa berulang selama umat Islam mengambil pedoman hidup musuh-musuhnya.
Sebagai remaja hebat, pelajari terus Islam agar kita tidak mencampuradukan antara yang baik dan yang buruk, sehingga tujuan Islam sebagai rahmatan lil alamin cepat terlaksana. Dan kitapun hanya menjadikan Islam sebagai pedoman hidup secara murni dan konsekuen.
By: Vidya Putria Rawwas

Senin, 28 Februari 2011

Tidak Sekedar Halal, tapi  Jangan Lupakan Thayyib
Vidya Putria Rawwas
Kesadaran akan mengkonsumsi makanan yang sehat di kalangan kaum Muslimin masih minim. Kesadaran ini, memang harus ditanamkan sejak dini. Masih banyak kita jumpai para pelajar mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi masih mengkonsumsi makanan tidak sehat. Makanan tidak sehat ini tidak hanya karena tercemar zat kimia, tetapi juga cara pengolahannya yang kurang tepat.
Badan Pengawas Obat dan Makanan sering melakukan sidak, yang hasilnya sungguh mengkhawatirkan, sebagian besar jajan yang dikonsumsi para pelajar tersebut termasuk kategori makanan tidak sehat. Jajanan ini mengandung pewarna, pengawet dan zat kimia berbahaya lainnya. Dampak dari mengkonsumsi makanan yang tidak sehat ini, salah satunya bisa menyebabkan kanker.
Kanker adalah pertumbuhan sel jaringan tubuh yang tidak normal, berkembang dengan cepat, tidak terkendali, dan akan terus membelah diri, selanjutnya akan menyusup ke jaringan sekitar dan terus menyebar melalui jaringan ikat, darah, dan menyerang organ-organ penting dan syaraf tulang belakang. Sel-sel yang berkembang ini akan menumpuk, mendesak, dan merusak jaringan dan organ yang akan ditempati. Penumpukan sel baru inilah yang dinamakan tumor ganas. ( lebih lengkapnya klik di www.untuksehat.co.cc)
Selain mengkonsumsi makanan yang berzat kimia, masih ada jenis makanan lain yang perlu dikurangi yakni gorengan. Makanan yang digoreng apalagi jika dijual umum, seringkali kurang memperhatikan kualitas minyak untuk menggorengnya, demi menekan ongkos produksi, minyak yang sudah menghitam atau lebih dari 3 kali penggorengan masih saja digunakan.
Islam telah mengatur cara memenuhi kebutuhan pokok. Islam telah mengatur, agar makanan yang halal saja yang dikonsumsi. Halal disini tidak hanya karena zatnya saja, tapi juga cara mengusahakannya. Tentu sebagai Remaja Hebat, tidak akan mengkonsumsi makanan dan minuman haram secara zat  seperti daging babi, bangkai, darah ataupun khamr. Selain itu cara mendapatkannya juga harus halal, misal tidak memakan makanan yang bukan haknya, membelinya juga pake uang halal.
Sesungguhnya Dia hanya mengharamkan atasmu bangkai, darah, daging babi, dan daging hewan yang disembelih dengan (menyebut  nama) selain Allah (TQS Al Baqarah; 173)
Wahai orang-orang yang beriman! Sesungguhnya minuman keras, berjudi, (berkurban untuk) berhala, dan mengundi nasib dengan anak panah, adalah perbuatan keji dan termasuk perbuatan setan. Maka jauhilah perbuatan itu agar kamu beruntung (TQS Al Maidah; 90).
Rasulullah juga bersabda, “Segala yang memabukkan adalah khamr, dan segala yang memabukkan adalah haram (HR Ahmad)
Islam juga mengatur untuk mengkonsumsi makanan yang thayyib
Dan makanlah dari apa yang telah diberikan Allah kepadamu sebagai rezeki yang halal dan baik (thayyiban), dan bertaqwalah kepada Allah yang kamu beriman kepadaNya (TQS Al Maidah ;88)
Makanan thayyib yakni makanan yang sehat sekaligus tidak membahayakan. Makanan sehat bisa dengan makanan alami zat kimia seperti buah-buahan, sayuran. Sayur dan buah bisa diolah menjadi jus. Sayuran bias diolah menjadi gado-gado, pecel atau dibikin sup. Untuk menjaga kesehatan tubuh, kita juga harus seimbang dalam porsi dan komposisi makanan.
Rasulullah Muhammad saw, mengajarkan kita salah satu tips menjaga kesehatan. Yakni lambung kita diisi oleh 1/3 udara, 1/3 air dan 1/3 makanan. Anjuran shaum sunah senin kamis, selain menambah ketaqwaan pada Allah juga untuk kesempatan lambung untuk istirahat, ketika lambung dalam kondisi istirahat (tidak mencerna makanan), ia justru akan mengeluarkan zat-zat untuk menetralisir racun dalam tubuh. Itulah mengapa ada yang mengatakan puasa sebagai detoksifikasi (pembuangan racun) alami.
Selain mengkonsumsi makanan dan minuman yang halal dan tayyib, kita sebaiknya memperhatikan pula produk-produk yang dipakai sehari-hari. Jangan sampai demi kecantikan, kita malah memakai kosmetik berbahaya.  Oleh karena itu, sebagai Remaja Hebat, kita tidak akan mudah teriming-imingi kelezatan makanan non gizi, maupun produk berbahaya lainnya demi kesenangan sementara.
Sedia Payung Sebelum Hujan, Mencegah Lebih Baik daripada Mengobati, Kalau Bisa Sehat Kenapa Harus Sakit, merupakann pengingat bagi kita untuk senantiasa berhati-hati baik dalam menjaga kesehatan. Apalagi di zaman kapitali seperti sekarang ini yang mana biaya kesehatan sangat mahal, kita harus bijak untuk mengusahakan agar tidak sakit.
Remaja hebat, tidak hanya memperhatikan kualitas akalnya, tetapi juga harus memperhatikan kualitas fisiknya. Semua itu harus dipersiapakan untuk mengemban Islam. Bukankan Mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada Mukmin yang Lemah. Untuk berjihad, menjalankan amanah dakwah, juga diperlukan tubuh yang sehat selain dari keimanan dan bekal ilmu.

Minggu, 27 Februari 2011

A = S ???
          Menjelang kenaikan kelas XI merupakan saat paling mendebarkan bagi remaja putih abu-abu, hati berdebar-debar karena penentuan pilihan mana yang telah disetujui sekolah. Keputusan ini tentu disesuaikan dengan standar nilai untuk masuk jurusan A (IPA) ataukah S (IPS). Sudah menjadi opini umum, baik dari kalangan murid atau orang tua yang mengatakan A lebih baik dari S. menjadi kebanggaan tersendiri ketika ditanya “kelas XI apa Ka?” “A2”.
          Kebanggaan inilah yang terkadang membuat seorang murid, tetap ngotot memilih A padahal secara akademis pas-pasan. Hal ini mengingatkan penulis akan pengalaman ketika SMA dulu, pada saat pekan pertama duduk di kelas 3, ada beberapa murid kelas A yang meminta sekolah memindahkannya ke kelas S, hal ini dikarenakan ternyata ia tidak mampu memahami materi bab pertama di pekan pertama. Tentu pihak sekolah tidak mengabulkan.
          Penulis sendiri termasuk anak2 kelas S. Penulis akui memang terdapat perbedaan cara anak A dan S dalam mengisi waktu jam istirahat. Setiap jam istirahat, anak2 A disibukkan dengan diskusi soal2 matematika, fisika atau kimia yang tidak terpecahkan di rumah. Sedang anak S, hanya untuk pelajaran Akuntasi saja, yang bikin kelas hening. Lainnya, kelas diisi dengan diskusi, tugas kelompok atau main basket (kebetulan lapangan basket terletak di deretan kelas S) sedang yang tidak main cenderung menonton sembari saling bertukar cerita saja.
          Anak2 A memang Penulis akui lebih rajin dan sabar. Tanpa keduanya tidak mungkin mereka mampu memecahkan soal yang antara contoh dengan latihannya berbeda. Mereka juga harus rajin mencari sumber referensi lain yang memiliki keanekaragaman contoh-contoh soal. Itulah mengapa, untuk bisa bertahan di kelas A haruslah rajin latihan soal, sabar mencari jawaban yang pas, berdiskusi dengan teman yang lebih paham.
          Hal ini berbeda dengan kelas S, asal rajin membaca buku dan mengamati kehidupan sosial, mampu memahami dan menganalisa suatu konsep, maka ia mampu menyelesaikan soal. Tapi, anak S harus memiliki pemikiran yang terbuka, karena tidak menutup kemungkinan hipotesanya akan dibantah karena penguasaan fakta dan penemuan solusi yang tidak tepat. Kemampuan menganalisa masalah, menguasai fakta, dan menemukan hipotesa yang tepat inipula yang menjadi bekal ketika kuliah di jurusan sosial. Maka jangan heran ketika kuliah di jurusan social, tugas-tugasnya tidak jauh-jauh dari bikin paper, makalah yang tentu harus memuat masalah tertentu, analisis dan penyelesaiannya secara ilmiah. Jangan lupa dilampiri kutipan dan daftar pustaka yang minimal lima judul buku yang berbeda dengan tahun yang terbaru.
          Saat ini bukan lagi masanya membenturkan A dan S, mana yang lebih baik, masa depan jurusan yang mana yang lebih cerah. Setiap anak adam, pasti memiliki kemampuan dan kecenderungan untuk memilih mana yang tepat bagi mereka. A atau S bukanlah ukuran keberhasilan suksesnya masa depan seseorang.
          Apalagi sebagai seorang muslim, ukuran kesuksesan adalah mendapat ridha Allah dan diampuni segala dosa-dosanya. Adapun syarat untuk mencapai kesuksesan bias kita lihat kutipan terjemahan ayat di bawah ini
“Demi masa. Sungguh manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasehati untuk kebenaran dan saling menasehati untuk kesabaran (TQS Al Asr 1-3).
Bagi seorang muslim, ia akan senatiasa menyelaraskan semua amal perbuatannya sesuai dengan aturan Allah, atau dengan kata lain HALAL dan HARAM adalah standar ia melakukan suatu perbuatan. Kemampuan yang ia miliki entah itu sebagai ahli science atau ahli social, mereka akan menjadikannya sebagai sarana meraih keridlaan Allah semata. Itulah mengapa menjadi orang yang faham agama lebih utama dibanding ahli science atau ahli social tapi mendustakan agama. Kerena agamalah (Islam sebagai ideology) yang akan menuntun hidup agar sesuai dengan rambu-rambu kehidupan yang telah Allah tentukan.
          Apapun latar belakang ilmumu, tetap jadikan diri kita adalah orang yang faham agama. Untuk memperolehnya tentu dengan belajar dan menerapkannya. Karena kebahagian sejati tidak bisa diukur oleh materi. Apalagi menyandarkan pada kebahagian dunia yang fana. Hidup di dunia hanyalah sekejapan mata. Kampung akhirat adlah tempat kembalinya kita, disanalah kita akan ditentukan apakah kita berhasil atau tidak.

Jumat, 25 Februari 2011

3 Alasan Ga Pacaran
Pertama kalinya pada saat itu keponakanku  yang masih berumur 3 tahun (2004an) dia bertanya “Pacar Lilik Mana?”. Kaget aku! Saat kutanya? “Emang pacar itu apaan Iz??’ “Teman cowok” “wah jadi Dzaky (adiknya) pacar Lilik dong?” “Ih Bukan, apa ya??. Biasalah anak kecil kan terkadang tidak tau makna yang diucapkannya, ia hanya meniru apa yang ia lihat, dan ia dengar. Saat itu mas ku yang menjawab “Lilik ga punya pacar, tapi punyanya calon suami?. Saat itu yang bisa kukatakan adalah “Hih, Mamas Apaan sih?”
        Pada saat itu memang, Saya tidak punya pacar dan sekaranglah Saya akan menjawabnya, mengingat kemarin anak kelas 4 SD sudah mengerti pacarnya si X. setidaknya ada 3 alasan mengapa sampai saat ini, saat tidak berminat untuk pacaran dengan siapapun, dimanapun dan kapanpun.
        Pertama, pada saat saya masih SD, pernah dua kali saya melakukan aksi lempar jumroh untuk mengusir pasangan yang duduk bareng sembari cekikikan, entah apa yang dibicarakan. Aksi lempar jumroh pertama dengan kerikil yang berhasil membuat pasangan yang lagi berduaan dibawah pohon kelapa menyingkir entah kemana. Aksi yang kedua, lempar jumroh dengan tomat, kentang, terong busuk yang saat itu dengan mudah Saya temukan di pasar untuk mengusir sepasang pelajar SMP yang juga sedang pacaran. Saat itu, iseng saja plus saya paling tidak suka melihat pasangan yang sok romantislah, sok perhatianlah. Pada saat itu, Saya benci setengah hidup melihat orang yang pacaran.      
Kedua, pada saat penulis kelas 2 SMP, Ibu tersayang paling tidak suka mendengar anak-anaknya menyanyikan lagu yang berbau “cinta” ya kaya “Betapa kucinta padamunya Siti Nur Haliza, pada saat itu. Tidak sampai disini saja, Ibu selalu bilang “Anak kecil ga boleh pacaran, pacarannya kalo sudah kerja”.  Sebagai anak yang berusaha berbakti padanya, tentu kami semua nurut dong. Paling nyanyi lagu cinta-cintanya pas Beliau jualan di Pasar.
Menjelang akhir kelas 3 SMP, Saya menemukan tulisan yang entah apa judulnya, yang akhirnya membuat Saya  tau kalo pacaran itu tidak ada dalam islam. Saya juga tidak tau mengapa. Seingatku pada saat itu manut saja, toh yang menulisnya pasti lebih pintar dari Saya. Dan yang pasti, Jika memang dari Islam ya harus kita ikuti tanpa banyak bertanya “mengapa, kok bisa sih, masa sih,” apalagi sampai “ah itukan dulu, lain dengan sekarang”. Allah Swt berfirman yang artinya
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mukmin dan tidak pula bagi perempuan yang mukmin, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan sesuatu ketetapan aka nada pilihan (selain hokum Islam) tentang urusan mereka. (TQS al Ahzab [33]:36
Pedoman itu pula yang membuat Saya menghabiskan masa SMA tanpa pacaran. Bahkan setiap kali lihat temen-temen jalan bareng, makan bareng, pulang bareng, mojok bareng. Yang ada dalam pikiran saya adalah “apa mereka ga bosen ya, setiap hari ketemu berduaan terus?” saking penasarannya Saya bertanya pada teman yang juga pacaran “Us, emang kalo pacaran apa sih yang diobrolin?’. Dengan tersenyum dia menjawab “apa yah, banyaklah Vid”. Saat itu Saya tidak bisa menerangkan kalo Pacaran itu tidak ada dalam Islam. Karena tidak mempunyai alasan yang kuat untuk membantahnya. Sebagai manusia yang berfikir, tentu apa yang kita pilih harus masuk akal juga kan?
Alhamdulillah, saat kuliah Saya mengkaji Islam di Hizbut Tahrir. Disanalah Saya tau kenapa pacaran itu ga boleh alias Haram hukumnya dalam Islam. Sejak saat itu, Saya berusaha untuk bisa menjelaskan kenapa sih Kita ga boleh pacaran?
Allah telah menciptakan alam dan segala isinya beserta aturan-aturan yang harus dijalankan. Itu pula mengapa Allah mengutus orang-orang pilihannya (Nabi dan Rasul) untuk menjelaskan aturan-aturanNya. Salah satu aturanyya berkaitan dengan hubungan antarmanusia, khususnya interaksi antarlawan jenis.
Allah menciptakan manusia dengan bekal kemampuan berfikir, kebutuhan hidup dan naluri. Ketiganya inilah yang menjadikan manusia mampu menjalani kehidupannya. Kebutuhan hidup seperti makan, minum, istirahat, bernafas sangat penting dan harus dipenuhi. Karena jika tidak, kemungkinan besar manusia bisa mati jika tidak memenuhinya. Padahal Nyawa seorang manusia disisi Allah sangat besar nilanya dibanding bumi. Itulah mengapa dalam Negara Islam, pencuri yang mencuri pada saat kelaparan dan masa peceklik tidak akan dikenai sanksi.
Adapun Naluri adalah dorongan untuk melakukan sesuatu. Yang namanya dorongan, pastilah dipicu dari luar. Naluri seksual muncul dalam rasa tertarik pada lawan jenis, rasa cinta dan sayang kepada selain diri kita. Masih ada dua naluri lagi yaitu naluri beragama dan naluri mempertahankan. Pada naluri beragama, akan muncul pada setiap manusia untuk mengkultuskan sesuatu yang dianggap lebih hebat darinya. Tentu Allah saja yang harus kita agungkan, tempat mengadu dan meminta. Pada naluri mempertahankan, akan muncul rasa ego yang terkadang harus lebih dari orang lain.
Kembali ke naluri seksual. Ketertarikan pada lawan jenis muncul ketika kita berinteraksi dengan lawan jenis yang dinilai lebih. Lebih cakep dari yang lainlah, lebih pinter, lebih alim atau yang lain. Rasa tertarik ini membuat kita menaruh perhatian lebih padanya. Semua berita tentangnya sebisa mungkin diketahui. Sebagai Hamba Allah yang patuh, tentu aktivitas kita harus disesuaikan dengan aturanNya. Jika kita menyukai seseorang, apa yang harus dilakukan? Allah menjelaskan dalam Al Qur’an tentang perintah menikah, menjaga pendangan, larangan mendekati zina, dsb.
Fakta aktivitas pacaran yang Saya temui, baca atau dengar. Seringkali melanggar aturan Allah. Allah melarang Kita untuk berkhalwat (berdua-duaan), dalam aktivitas maksiat ini, banyak dilakukan. Rasulullah pernah bersabda “Sungguh, anak adam lebih baik kepalanya ditusuk dengan besi panas daripada menyentuh wanita yang bukan mahram”. Pacaran diindikasikan sebagai gerbang menuju perzinahan.
Padahal Allah sudah tegas melarang mendekati zina
 “Dan janganlah kamu mendektai zina. Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan jalan yang buruk (TQS al Isra [17] ayat 32).
Allah pula menjelaskan tentang sanksi  bagi yang melakukannya.
Ada kaedah syar’I yang mengatakan “Sesuatu yang menghantarkan kepada keharaman maka hukumnya haram” itulah mengapa pacaran, bisnis diskotik, memfasilitasi pembuatan khamr dan narkoba semuanya hukumnya haram.
Trus bagaimana dong kalo kita mau menikah??? Begitu pertanyaan De Ifa. Dari kisah hidup para shahabat atau sirah nabawiyah, ditemukan cara mereka menikah. Ketika ada seorang laki-laki sudah siap menikah, maka ia akan datang ke rumah wanita yang disukainya untuk melamarnya. Jika jodoh diterima jika tidak ya cari lagi. Atau dengan perjodohan antarorang tua. Ada cara yang ktiga yaitu dengan ta’aruf. Seorang laki-laki mendatangi seorang wanita dan menyatakan keinginan untuk bertaaruf menuju pernikahan dengannya. Selama kurun waktu paling lama 3 bulan, mereka boleh bertemu dan membicarakan hal-hal yang menuju pernikahan seperti visi misi membentuk keluarga, persiapan pernikahan, terntu kedua orang tua juga sudah saling bertemu. Selama proses ini, tetap mereka harus mentaati aturan seperti tidak berduaan, tetap menutup aurat, dsb. Pernah lihat Serial Ramadhan 2010 yang Ketika Cinta Bertasbih? Itulah salah satu gambaran tentang ta’aruf.
Menikah sama dengan makan ketika kita lapar. Kita bisa memperoleh rizki untuk beli makanan atau menikah dengan X, sudah ada ketetapannya. Tinggal cara meraihnya yang akan dimintai pertanggungjawaban kelak. Makan, jika dengan cara yang halal dan makan barang halal tentu berbeda dengan makan dengan cara mencuri atau perbuatan haram lainnya. Sama halnya dengan menikah. Allah sudah menentukan jodoh kita sejak ruh kita ditiupkan. Tinggal proses bertemunya yang mempunyai nilai berbeda. Milih dengan pacaran yang tentu sudah haram hukumnya (dapat dosa) atau dengan cara ta’aruf (Insya Allah dapat pahala).